Senin, 02 Juli 2012

CATATAN HARI INI DI KELAS 8 B MTs ..... 16 Mei 2012

CATATAN HARI INI DI KELAS 8 B MTs ..... 16 Mei 2012

oleh Esasni Mufida pada 17 Mei 2012 pukul 0:05 ·
Hari Rabu,Jum'at dan Sabtu adalah jadwal mengajarku di MTs Bla..bla.., mengingatnya saja rasanya sudah malas apalagi tuk menjalani rutinitas ini...aku bukan tipe orang yang pilih kasih atau menganak tirikan sesuatu hal, tapi p'rasaan ini mungkin bukan aku saja tapi semua guru yang mengajar merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak manajemen dan kedisiplinan sekolah ini sangat menyedihkan, mungkin tidak etis kalau di ceritakan, oke baiklah gak usah di bahas tentang ini.

MTs berdiri dengan gedung barunya di tengah2 komplek bisa di bilang komplek menengah keatas tapi bisa di hitung dengan jari, anak2 komplek yang sekolah di sini, tentu tanda tanya besar kan??? anak-anak yang sekolah di sini adalah anak pinggiran komplek maaf bisa di bilang dari golongan ekonomi kebawah, yang pada umumnya pekerjaan orang tuanya serabutan, orang tua perempuan mereka ada yang kerja cuci gosok di komplek dan orangtua laki2 kerja buruh kasar, boro2 mikirin pendidikan anaknya untuk makan sehari2 saja mungkin susah,,alhasil anak2nya sekolah asal sekolah...bersyukur sekolah masih punya kebijakan mau mentolerir yang SPP nya gak bayar-bayar.

Sebenarnya kalau aku mengikuti kesenangan pribadi sudah lama aku keluar dari sekolah ini, lumayan banyak tawaran dari teman2 untuk mengajar di sekolah lain dan SMPI Dahlia tempat aku juga mengajar di hari2 selain di MTs,di mana anak2ku juga sekolah di sana sehingga tiap hari aku bisa pp bareng sama mereka, yayasannya menawarkan jadi guru tetap full setiap hari dari senin sampai jum'at,  kedisiplinan sekolah dan murid2nya juga bagus, orangtua murid SMPI Dahlia dari keluarga yang peduli pendidikan sehingga aku bisa enjoy mengajar, gak membuatku darah tinggi tiap hari, tapi semua itu aku mentahkan dan menolak dengan halus karena aku ingin mengabdi di sekolah yang mempunyai tantangan yang besar,maksudnya tantangan menghadapi kenakalan  anak2 yang kurang perhatian dari orangtua mereka dan banyak juga  siswa2 MTs ... anak yatim dan piatu. Aku ingin mendapatkan berkah yang lebih dari Allah SWT dan selain itu sekolah ini juga berjasa buatku karena NUPTK ku lahir di sini.

Dari pengalaman pribadi penulis nih..serajin dan seserius apapun kita memperhatikan guru di kelas masih sulit kita mencerna  pelajaran apalagi kalau kita acuh tak acuh, suka melawan atau membantah omongan guru, wajah lusuh yang kurang tidur maklum kelayapan tiap malam nongkrong2 gak jelas, gak tau juga kalo udah kenal psikotropika, " semoga tidak ya Allah... lindungilah anak2ku dari  hal2 yang buruk".

Ini yang ku alami hari ini dan juga hari2 sebelumnya di kelas 8 B, memang kelas ini yang super..luarbiasa di bandingkan kelas2 yang lain, kelas selain kelas 8 B anak2nya masih berprilaku yang baik, lumayan pintar tapi di kelas 8b ini pokoknya super duper deh, pemalas,pembolos, kurang pintar (guru tidak boleh bilang bodoh  murid2nya) , bagi mereka sekolah itu hanya suatu keterpaksaan atau suatu wadah di mana mereka bisa membuat slapsticks yang tidak lucu di depan teman-temannya, kalo di suruh nulis gak  ada pulpen lah, lupa bawa buku dll, di kasih hukuman bagaimanapun tidak membuat mereka jera dan malu tapi malah bangga, benar2 calon masa depan bangsa yang tidak mempunyai karakter, berakhlakul karimah dan ehmm....apa lagi ya?

Hari ini aku coba sentuh hati mereka yang terdalam dan mengadakan tanya jawab apa sih tujuan hidup mereka?, buat apa sih mereka capek datang ke sekolah toh pada akhirnya gak dapat apa2 dan mau di bawa kemana masa depan mereka? tanggapan pertama sih, masih kedengaran celetukan2 yang konyol  "kerja apa aja deh buk yang penting halal" dan  anak cowok yang lain juga comment " mau jadi pemain sepak bola buk?.."   ada yang melongo gak tau apa cita2nya...macam2 deh kalo  gak sabar sudah melayang spidol di tangan, Astaghfirullah...

Mulai aku berceramah panjang lebar tapi sepertinya mereka belum juga tersentil hatinya, hanya sebagian kecil saja, kalo anak perempuan dari pertama aku cerita mereka terdiam dan marah sama teman cowok mereka yang masih membantah omonganku.

Finally ku keluarkan jurus pamungkas yaitu aku harus punya model atau contoh yang seumuran mereka. Di penghujung kesabaran yang ku miliki mulai aku berkisah..."dengar anak2, ibuk yang udah tua dari kalian sampai saat ini masih belajar, ibuk belajar sama siapa saja, baik tua maupun muda yang penting bisa memotivasi ibu untuk maju, tanpa sengaja ibuk punya teman fesbukan yang rata2 masih pelajar, ada SMK, MAN dan  seumuran kalian juga ada namanya Sayyid...bukan ibuk melebih-lebihkan atau membanding2bandingkan kalian dengan dia tapi kenyataan ..pola pikir kalian beda sama , dia punya cita2 hebat ingin kuliah ke luar negeri, bahasa inggrisnya bagus, bisa bahasa arab juga dikit2, ibuk aja belajar banyak dari dia dan mata pelajaran apa saja di kuasai dengan baik dan lebih ibuk bangga sama dia orangnya sangat religius, dan sopan santun, postingan fb nya sangat bermutu gak kayak kalian di fesbukan lebay semua, mengeluh di wall, putus pacarlah,malas mandi aja di ceritain,  dan bahkan sebagian dari kalian mengeluarkan kata2 yang gak mencerminkan kalian itu anak sekolahan, apalagi MTs yang jelas2 sekolah agama Islam, status kalian yg jelek itu terpampang di seluruh jagat raya,  sehingga orang gak ada yg simpati sama kalian. Apa bedanya kamu sama murid ibuk yang di fb itu, kalian sama2 makan nasi, anggota tubuh kalian lengkap, sama - sama kelas 8...bedanya dia punya prinsip yang kuat untuk membahagiakan keluarga dan agamanya dan dia berada di lingkungan yang baik dan berteman dengan orang baik, makanya sekarang tinggalkan hal2 yang membuat kalian jadi tidak baik, bergaulah dengan orang2 yang bisa memotivasi kalian untuk maju dan bisa lebih mendekatkan diri kita sama sang pencipta...dan bla..bla..." semua terdiam.

Dan gak lama mereka bertanya siapa namanya buk? boleh gak kita berteman dengannya di fb. Dengan menahan haru dan tangis langsung aku menuju papan tulis, mulai menulis ringkasan tentang alat2 optik agar mereka tidak melihar air mataku sudah tak terbendung lagi, aku haru..kenapa kok bisa begitu jauh perbedaan? Sayyid dengan murid2 ku di sini..aku mengambil hikmahnya..yang paling utama adalah didikan orang tua dan kasih sayang dari keluarga, dan tak kalah penting didkan agama dari kecil semoga anak2ku Rara dan Raihan bisa seperti engkau anakku sayyid, raihan mulai mengidolakan kamu, dan Alhamdulillah Raihan tadi sore cerita kalau dia di segani teman2 sekelasnya gara2 kejadian 2 hari yang lalu dia menegur temannya yang berisik, memang tugasnya sebagai ketua kelas jadi dipercaya mengamankan kelas kalo gurunya keluar sebentar, karena temannya gak mau diam, dia datangi teman tersebut dan temannya ingin memukulnya tapi  tanpa sengaja dia mengeluarkan ilmu bela dirinya jurus membanting hingga temannya itu terjatuh, cerita ini di benarkan oleh wali kelasnya. Bukan hal membanting temannya di sini yang mau di banggakan tapi selama ini raihan gak pernah menunjukan ke teman2nya kalo dia belajar ilmu bela diri, memang kita orangtuanya mengajarkan untuk tidak  belagak sok jagoan, jadilah ilmu padi makin berisi makin menunduk, walaupun badan dan umurnya kecil tapi sudah punya wibawa di depan teman2nya. Tapi yang masih kurang dari  anakku Raihan yaitu malas membaca.

Balik lagi ke cerita di atas ..setelah ku menulis sketsa apa yang mau ku jelaskan di depan kelas, seketika suasana kelas berubah yang biasanya gaduh semuanya menulis dan memperhatikan aku menjelaskan pelajaran dan setelah bel ganti jam pelajaran berbunyi aku akhiri kelas dan anak2 yang biasanya konyol datang ke meja ku berbarengan..."buk lihat aku nulis kan buk..aku mau berubah buk salim dulu buk, maaf ya buk? Alhamdulillah ya Allah ternyata benar guru zaman dulu yang banyak mendidik dari pada mengajarkan materi,  guru2 zaman sekarang sibuk mengejar silabus dan materi pelajaran yang seabrek2 sehingga lupa ngasih pencerahan buat anak2 didik...dua kali aku menangis haru, thank you Allah and Sayyid.....


tolong dikoreksi ya? karena langsung di tulis disini tanpa di edit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar